Judul/Title: Sesudah Perang: Asia
Penulis/Writer: Pustaka Time-Life
Penerbit/Publisher: Tira Pustaka Jakarta. Time Inc
Edisi/Edition: 1986
Halaman/Pages: 207
Dimensi/Dimension: 23,5x 29 x 2cm
Sampul/Cover: Hardcover
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 100.000,-
Call No.: 890/Tim/s/C.1
Status: Available
***
Penjajah di mana-mana tidak melihat adanya tekad yang tertanam kuat dalam diri bangsa-bangsa Asia untuk memperoleh kemerdekaannya. Meskipun orang jepang sering bertindak kejam terhadap sesama bangsa Asia, propaganda Jepang--Asia untuk orang Asia-- telah meresap dalam hati mereka. Kendatipun orang Asia lainnya telah menderita akibat ekspansionisme Jepang, banyak yang mengagumi bangsa Jepang karena bangsa itu telah berhasil menjadikan dirinya suatu bangsa yang cukup kuat untuk menantang Barat dengan berani. Kekuatan Asia yang digunakan Jepang telah mengungkapkan kelemahan negara-negara Barat; orang Asia telah mengusir orang Barat dari daerah jajahannya, satu demi satu, dan telah menjadikan mereka terhina dan kalah. Akhirnya, walaupun ada keuntungan luar biasa di bidang teknologi, termasuk pengangkutan dan sanitasi modern yang diperkenalkan oleh orang Eropa kepada orang Asia, bangsa Asia tetap merasa benci terhadap ketamakan penjajah kulit putih dan caranya yang mengagung-agungkan dirinya dalam menggunakan kekuasaan serta sikapnya yang menganggap bangsa mereka lebih unggul. Apa yang paling mengecewakan bangsa Asia adalah penolakan penjajah untuk mengakui gerakan sah mereka untuk mendapatkan kemerdekaan politik dan ekonomi.
Bangsa-bangsa terjajah itu tidak lama lagi menuntut haknya. Pada musim gugur tahun 1945 timbullah suatu gerakan kemerdekaan yang kuat di Birma jajahan Inggris; nasionalisme memaksa orang Inggris untuk mempercepat kepergian mereka dari anak benua India dan Srilanka; Indonesia dicabik-cabik oleh perang melawan Belanda; para pemimpin Vietnam di Indocina dengan sangat gigih menentang kekuasaan Perancis; dan Amerika, yang hanya merupakan anggota setengah-setengah dari kelompok penjajah, bersiap-siap melepaskan seluruh haknya atas Kepulauan Filipina dengan rela.
Bangsa-bangsa terjajah itu tidak lama lagi menuntut haknya. Pada musim gugur tahun 1945 timbullah suatu gerakan kemerdekaan yang kuat di Birma jajahan Inggris; nasionalisme memaksa orang Inggris untuk mempercepat kepergian mereka dari anak benua India dan Srilanka; Indonesia dicabik-cabik oleh perang melawan Belanda; para pemimpin Vietnam di Indocina dengan sangat gigih menentang kekuasaan Perancis; dan Amerika, yang hanya merupakan anggota setengah-setengah dari kelompok penjajah, bersiap-siap melepaskan seluruh haknya atas Kepulauan Filipina dengan rela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar