Judul/Title: Dari Mimbar ke Penjara; Suara Nurani Pencari Keadilan dan Kebebasan
Penulis/Author: A.M. FATWA
Penerbit/Publisher: Mizan
Edisi/Edition: 1999
Halaman/Pages: 196
Dimensi/Dimension: 12.5 x 20 x 0.7cm
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 89.000,-
Call No.:
Status: Ada/Available
***
"Mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Inilah kalimat terakhir yang digoreskan secara kuat oleh A.M.Fatwa dalam buku ini. Perjalanan panjang dan melelahkan dari penjara ke penjara-untuk menemukan kebebasan dan keadilan- sepertinya dia simbolkan dalam sabda ilahi tersebut. Kita memang tidak dapat menukik ke dalam sanubari A.M. Fatwa dan ikut bersamanya menyelami "kegelapan" yang pernah dilaluinya dan "cahaya" yang kemudian menyinarinya. Kita hanya dapat berharap semoga pengalaman yang dituturkan lewat buku ini dapat mengubah keadaan.
"Barangkali memang kita harus menemukan kembali identitas religius-sosiologis dari agama fitrah (Islam) ini, sebagaimana terwujud dalam misi para nabi, 'menolong orang yang lemah, miskin, sakit, janda, lumpuh, terlantar, yatim, terlilit utang, yang di penjara, dan sebagainya yang termasuk kategori duafa," ujarnya saat mengakhiri penulisan buku ini. "Pembelaan terhadap mereka itulah identitas religius-sosiologis yang secara simbolis diungkapkan oleh Al-Qur'an dalam bahasa yang begitu metaforis dan puitis. (lihat Qs Al-Baqarah [2]:257)
Penulis/Author: A.M. FATWA
Penerbit/Publisher: Mizan
Edisi/Edition: 1999
Halaman/Pages: 196
Dimensi/Dimension: 12.5 x 20 x 0.7cm
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 89.000,-
Call No.:
Status: Ada/Available
***
"Mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Inilah kalimat terakhir yang digoreskan secara kuat oleh A.M.Fatwa dalam buku ini. Perjalanan panjang dan melelahkan dari penjara ke penjara-untuk menemukan kebebasan dan keadilan- sepertinya dia simbolkan dalam sabda ilahi tersebut. Kita memang tidak dapat menukik ke dalam sanubari A.M. Fatwa dan ikut bersamanya menyelami "kegelapan" yang pernah dilaluinya dan "cahaya" yang kemudian menyinarinya. Kita hanya dapat berharap semoga pengalaman yang dituturkan lewat buku ini dapat mengubah keadaan.
"Barangkali memang kita harus menemukan kembali identitas religius-sosiologis dari agama fitrah (Islam) ini, sebagaimana terwujud dalam misi para nabi, 'menolong orang yang lemah, miskin, sakit, janda, lumpuh, terlantar, yatim, terlilit utang, yang di penjara, dan sebagainya yang termasuk kategori duafa," ujarnya saat mengakhiri penulisan buku ini. "Pembelaan terhadap mereka itulah identitas religius-sosiologis yang secara simbolis diungkapkan oleh Al-Qur'an dalam bahasa yang begitu metaforis dan puitis. (lihat Qs Al-Baqarah [2]:257)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar