Mesin Pencari

KATAK HENDAK JADI LEMBU, Nur St. Iskandar

Judul/Title: Katak Hendak Jadi Lembu
Penulis/Author: Nur St. Iskandar
Penerbit/Publisher: Balai Pustaka
Edisi/Edition: 1992
Halaman/Pages:
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 49.000
Call No.:
Status: Ada/Available
***

Mata terlayang ke kiri dan ke kanan,
Menoleh ke muka dan ke belakang,
Akan melihat dan menyaksikan,
Siapa konon nan berseru berulang-ulang?
Kilat bersabung terang sebentar,

Terbayang kemewahan indah sekali,
Nampak selintas kekayaan alami,
Berdesir, bergerak dan bergetar-getar,
Oleh sang angin bernyanyi riang,
Merayu kelana nan suram-malang

Cumbuan Sri lemah-gemulai
Deru-desau si air madu al-Kausar,
Disela rindu di pungguk jabar,
Nikmatnya tiada dapat dinilai.
Akan tetapi bagi Suria edan,
Sekaliannya itu cibir-ejekan,

Mengapa dia, manusia nan kuat berakal,
Melarat, sengsara, berkain tambal-termambal?
Suria merenung menatap diri,
Dari dada sampai ke kaki,
Mengapa dia daif memalukan,

Kulit kesat bak jarang pari,
Padahal dahulu halus menawan putri
Sekarang begini, aduhai tuan,
Sesal berungut tiada terperikan.
Ruh ayahnya pun merupa suram durja,
Mengumpat, mencela teranja-anja
Kini aduhai, buruk tiada bertara,
Akibat congak tak kenal mara.

Puisi diatas adalah dari buku Katak Hendak Jadi Lembu. Sudah beberapa hari ini saya asik membaca buku sastra klasik apalagi usia dari novel tersebut sudah 76 tahun tepatnya pertama kali dicetak tahun 1935, dimana buku tersebut menceritakan tentang keadaan masyarakat di tahun 30-an dimana terjadi kekacauan ekonomi di Eropa terasa hebat di tanah air kita ini.

Musim Malaise atau musim meleset, kata penulis, karena memang pada ketika itu apa-apa yang dikerjakan boleh dikatakan meleset sekaliannya.

Yang amat banyak menanggungkan sengsara akibat meleset itu ialah kaum buruh, termasuk juga seluruh pegawai negeri. Banyak orang yang diberhentikan dari jawatannya (Departemen), jumlah pegawai dikurangi benar-benar, dan karena itu seakan-akan tertutuplah pintu bagi para pemuda dan pemuti tamatan sekolah – sejak dari sekolah rendah sampai kepala sekolah tinggi – akan mencari rezeki dengan tangkai pena di kantor-kantor.

Sedikit saya tuliskan bagian dari cerita Katak Hendak Jadi Lembu.

Zubaidah memandang kepada suaminya, seraya
Meneguk air seleranya. Dadanya yang tiada
Penuh benar lagi ditekannya dengan tangan
Kirinya, akan menahan gelora hatinya. Suria duduk
Menggapai pada sandaran kursi, kakinya menolak nolakkan
Ke meja, sedang ia mengembus-embuskan asap rokok ke loteng.
Apa jadinya jika seekor katak hendak menjadi lembu?
O… betapa rumitnya jalan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar